Selasa, 15 Agustus 2017

Artikel ASPARTAT TRANSAMINASE



Aspartat Transaminase


Transaminase aspartat (bahasa Inggris: aspartate transaminase, aspartate aminotransferase, serum glutamate-oxaloacetate transferase, ASAT, AAT, AspAT, AST, SGOT, EC 2.6.1.1) adalah enzim golongan transaminase yang sering dikaitkan dengan kinerjaorgan hati, seperti enzim ALT. Namun, SGOT tidak hanya ada pada organ hati, tetapi juga ditemukan di jantung, otot rangka, dan ginjal.
Terdapat dua bentuk (isoenzim) AST di dalam tubuh yaitu AST mitokondria dan AST dalam bentu bebas. Setiap bentuknya terdiri dari dua bagian (subunit) yang identik. Berat molekul AST mitokondria adalah 93,000, sedangkan AST bentuk bebas memiliki berat 90,400.
Manfaat Klinis
Pada saat terjadi kerusakan hati akut, jumlah enzim transaminase alanin (SGPT) dan transaminase aspartat (AST) meningkat dalamdarah. Selain itu, penderita nekrosis hati (kematian sel) seperti yang diderita oleh pecandu alkohol dan penderita infeksi virus hepatitis juga menunjukkan kenaikan konsentrasi AST dalam darah. Hal ini dikarenakan AST yang berada di dalam mitokondria dilepaskan sel yang mati ke peredaran darah.
Enzim ini dapat diukur di laboratorium menggunakan metode fotometrik ataupun kolorimetrik. Nilai normal (rujukan) untuk enzim ini berbeda tergantung pada metode yang digunakan. Untuk pengukuran menggunakan metode IFCC (International Federation of Clinical Chemistry and Laboratory Medicine), nilai rujukan dewasa yang digunakan adalah sebagai berikut:
Jenis kelamin
Laki-laki
14-45 U/L
Perempuan
13-37 U/L
Tes fungsi hati yang umum adalah AST (aspartate transaminase), yang di Indonesia lebih sering disebut sebagai SGOT (serum glutamic-oxaloacetic transaminase), dan ALT (alanine transaminase) yang biasanya di Indonesia disebut sebagai SGPT (serum glutamic-pyruvic transaminase). SGOT dan SGPT akan menunjukkan jika terjadi kerusakan atau radang pada jaringan hati. SGPT lebih spesifik terhadap kerusakan hati dibanding SGOT. Adalah hal yang biasa bila terjadi sedikit peningkatan (hingga dua kali angka normal) kadar SGOT dan SGPT. Namun, kadar SGOT dan SGPT lebih dari dua kali angka normal, umumnya dianggap bermakna dan membutuhkan pemeriksaan lebih jauh.

Alkaline phosphatase adalah tes lain yang mungkin dilakukan jika ada perhatian mengenai hati, dan dapat menunjukkan sumbatan dalam sistem saluran pembuangan dari empedu.

LDH (lactic acid dehydrogenase) adalah enzim non-spesifik yang dapat meningkat bila hati rusak.

GGT (gamma glutamyl transferase) adalah enzim yang kadarnya diukur untuk skrining penyakit hati dan untuk memantau sirosis (pengerasan atau parut/sikatrik pada hati, terutama akibat kecanduan alkohol). Ini juga bermanfaat untuk mendiagnosis sumbatan pada saluran yang mengalirkan cairan empedu dari hati ke usus.

Selain itu, bilirubin juga dipakai untuk menilai hati. Bilirubin bukanlah enzim. Senyawa ini adalah hasil penguraian sel darah merah oleh hati. Kadar bilirubin dapat meningkat jika hati tidak berfungsi atau ada kelebihan sel darah merah yang dihancurkan. Kadarnya juga dapat meningkat jika ada sumbatan pada saluran yang mengalirkan cairan empedu dari hati. Tes air seni terhadap urobilinogen, hasil sampingan dari metabolisme bilirubin dalam saluran pencernaan, dapat bermanfaat untuk menentukan apakah gejala yang dirasakan berhubungan dengan penghancuran sel darah merah, penyakit hati atau saluran yang tersumbat.

Tes virus hepatitis (A, B, C dan D) dapat dilakukan untuk menyingkirkan infeksi virus. Tes ini mencari virus dan antibodi dalam darah. Sementara tes laboratorium melihat apa yang terjadi dalam sel, tes pemotretan digunakan untuk melihat anatomi organ.

Ultrasonografi (memotret dengan memakai getaran bunyi di atas batas pendengaran manusia) sering kali digunakan untuk mencari batu empedu dan radang hati dan kantung empedu. Ini juga dapat mendeteksi gumpalan yang mungkin ada dalam atau di sekitar hati. Demikian pula, CT (computerized tomography) memberikan gambaran di dalam tubuh.

Biopsi digunakan untuk memeriksa jaringan secara langsung dengan mengambil potongan kecil dan memeriksanya dengan mikroskop.

Ada pola yang muncul dari hasil tes ini yang digunakan untuk menentukan bagaimana hati berfungsi, dan apa saja yang mungkin menjadi penyebab masalah. Jangan ragu untuk berbicara dengan dokter Anda mengenai tes apa pun yang dilakukan, atau untuk menanyakan apa maksudnya, (pemantauan atau diagnosis), apa hasilnya, dan bagaimana hasil itu ditafsirkan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

STRUKTUR KEPENGURUSAN HMJ ANALIS KESEHATAN PERIODE 2024

STRUKTUR KEPENGURUSAN HMJ ANALIS KESEHATAN POLTEKKES KEMENKES BENGKULU      PERIODE TAHUN  2024 BADAN PENGURUS HARIAN (BPH) Ketua           ...