ELISA
ELISA (Enzyme-linked
immunosorbent assay) atau 'penetapan kadar imunosorben taut-enzim'
merupakan uji serologis yang
umum digunakan di berbagai laboratorium imunologi.
Uji ini memiliki beberapa keunggulan seperti teknik pengerjaan yang relatif
sederhana, ekonomis, dan memiliki sensitivitas yang cukup tinggi. ELISA
diperkenalkan pada tahun 1971 oleh Peter
Perlmann dan Eva Engvall. Penggunaan ELISA melibatkan setidaknya satu antibodi
dengan spesifitas untuk antigen tertentu. Sampel dengan jumlah antigen yang
tidak diketahui diimobilisasi pada suatu permukaan solid (biasanya berupa
lempeng mikrotiter polistirene), baik yang non-spesifik (melalui penyerapan
pada permukaan) atau spesifik (melalui penangkapan oleh antibodi lain
yang spesifik untuk antigen yang sama, disebut ‘sandwich’ ELISA).
Setelah antigen diimobilisasi, antibodi pendeteksi ditambahkan, membentuk
kompleks dengan antigen. Antibodi pendeteksi dapat berikatan juga dengan enzim,
atau dapat dideteksi secara langsung oleh antibodi sekunder yang
berikatan dengan enzim melalui biokonjugasi.
JENIS METODE ELISA :
1.
Elisa Direct
2.
Elisa Indirect
3.
Elisa Sanwich
4.
Elisa Biotin Sterptavidin (jenis Elisa modern)
5.
Elisa Multiplek
6.
Elisa Competitive
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN ELISA:
1.
KELEBIHAN :
·
Teknik pengerjaan relative sederhana
·
Relatif ekonomis
·
Hasil memiliki tingkat sensituitas yang cukup tinggi
·
Dapat digunakan untuk mendeteksi keberadaan antigen walaupun
kadar antigen tersebut sangat rendah
·
Dapat digunakan dalam macam penguji
2.
KEKURANGAN :
·
Jenis antibody yang dapat digunakan pada uji dengan teknik
Elisa ini hanya jenis
antibody monokratel
·
Harga antibody monoklonal relative lebih mahal dari pada
antibody poliklonal
·
Reaksi antara enzim signal dan substrat berlangsungnya relatif
cepat, sehingga
pembacaan harus
dilakukan dengan cepat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar